Wednesday, 31 December 2014
Tentang S band, C band dan Ku band
Pernahkan netter melihat iklan tv berbayar yang menampilkan pengguna tv berbayar itu harus di sembur air agar siarannya bisa muncul gara-gara hujan. Sebenarnya latar belakang iklan tersebut bukan isapan jempol tapi memang kenyataan, dimana di Indonesia makin menjamurnya perusahaan tv berbayar berbasis sinyal satelit selain tentu tv berbayar yang mulai merambah menggunakan media kabel baik tembaga maupun fiber optik, haya saja untuk tv berbayar menggunakan kabel hanya tgersedia di kota besar tententu saja.
Sinyal dari satelit bermacam-macam frekuensinya tapi untuk tv berbayar yang beropersi di Indonesia biasanya menggunakan 3 frekuensi yaitu S band, C band dan ku band, masing-masing frekuensi punya kelebihan dan kelemahan, seperti S band yang memang tahan terhadap perubahan cuaca (hujan deras, awan tebal) tetapi punya kelemahan dimana karena rentang frekuensi S band 1.55 smapai 5.2 GHz menbelah frekuensi sinyal wifi yang di Indonesia sendiri berjalan di 2.4 dan 5.2 GHZ jadi rentan noise dari sinyal wifi.
Untuk frekuensi C band yang berjalan di 4 to 8 GHz memang dipakai oleh satelit seperti palapa dan telkom karena tidak terlalu berpengaruh dengan perubahan cuaca hanya penggunaan frekuensi c band kadang terganggu oleh alat-alat yang menggunakan frekuensi yang sama seperti telepon rumah tanpa kabel, untuk frekuensi ku band yang berjalan di 12–18 GHz untuk wilayah tropis seperti Indonesia agak merepotkan bila musim hujan karena sinyalnya tidak tahan awan tebal dan hujan deras walaupun sudah ada penelitian dengan menaikan power sinyalnya agar dapat menembus awan tebal tetapi tidak terlalu optimal untuk dipakai di daerah tropis, biasanya frekuensi ku band di pakai untuk siaran satelit di wilayah non tropis seperti negara-negara utara Asia, Australia, Amerika dan Eropa.
Sinyal dari satelit bermacam-macam frekuensinya tapi untuk tv berbayar yang beropersi di Indonesia biasanya menggunakan 3 frekuensi yaitu S band, C band dan ku band, masing-masing frekuensi punya kelebihan dan kelemahan, seperti S band yang memang tahan terhadap perubahan cuaca (hujan deras, awan tebal) tetapi punya kelemahan dimana karena rentang frekuensi S band 1.55 smapai 5.2 GHz menbelah frekuensi sinyal wifi yang di Indonesia sendiri berjalan di 2.4 dan 5.2 GHZ jadi rentan noise dari sinyal wifi.
Untuk frekuensi C band yang berjalan di 4 to 8 GHz memang dipakai oleh satelit seperti palapa dan telkom karena tidak terlalu berpengaruh dengan perubahan cuaca hanya penggunaan frekuensi c band kadang terganggu oleh alat-alat yang menggunakan frekuensi yang sama seperti telepon rumah tanpa kabel, untuk frekuensi ku band yang berjalan di 12–18 GHz untuk wilayah tropis seperti Indonesia agak merepotkan bila musim hujan karena sinyalnya tidak tahan awan tebal dan hujan deras walaupun sudah ada penelitian dengan menaikan power sinyalnya agar dapat menembus awan tebal tetapi tidak terlalu optimal untuk dipakai di daerah tropis, biasanya frekuensi ku band di pakai untuk siaran satelit di wilayah non tropis seperti negara-negara utara Asia, Australia, Amerika dan Eropa.
Labels: informasi
posted by ANSI @ 17:09
- 2418965821058375543 # 16 March 2015 at 10:54
Post a Comment